Sunday, March 8, 2015

NAMANYA BARA

Pagi itu 4 Maret 2015. cuaca malang pagi itu cerah sekali, padahal malam sebelumnya hujan sangat deras loh. walapun dengan keadaan yang belum yakin 100% sehat. nekat saja lah saya menemani teman yang sedang survey di kawasan Velodrome, hitung-hitung membuang penat dan niat kuat untuk sembuh. jarak nya cukup jauh dari pusat kota, dan kalau ditanya lagi rute mana yang harus dilalui menuju Velodrome saya dengan mantap akan menjawab "enggak tahu!!" saya memang payah soal mengingat rute jalan. sudah berapa banyak korban yang saya bawa muter-muter karena ke-sok-tauan saya ini. padahal lingkup bidang saya kan berkaitan dengan ini. menyedihkan. setiap ditanya teman tentang rute jalan yang harus dilalui saya selalu menjawabnya dengan cukup percara diri, dari awal yakin kalau "iya nih lewat sini, ini jalanya" dengan hati riang tapi ternyata salah juga hahaha jangan kesel yaaaaah teman-teman.

Amat disayangkan, perkerasan nya rusak parah :(

sebelum berangkat saya sengaja minum banyak air untuk membantu proses penyembuhan, dan dengan harapan di lokasi survey akan ada toilet yang memadai. baru sampai lokasi I feel like i must have a pee. bertanyalah saya dengan orang sekitar di mana lokasi toiletnya.


#1 "oh di sana mbak, tapi gak ada pintunya" 

#2 "toiletnya di dekat pasar mba 500 m dari sini"
#3 "di sisi kanan gedung ini ada toilet mba, coba ke sana"

karena bingung dan gak nemu-nemu di mana keberadaan toilet yang dimaksud, dan saya juga gak mau ke pasar. karena membayangkan pasar saja kotor, apalagi toiletnya huhuhuu. sebenarnya juga punya kind of an anxiety disorder that affects ability to use public toilets sih, ini juga yang menyebabkan saya sakit, karena terlalu pemilih untuk toilet padahal sudah dalam kondisi urgent sekalipun. akhirnya bertanya lagi dengan bapak penjaga kios buku yang saat itu baru satu-satunya kios yang buka di sekitar Velodrome.


#4 

"permisi bapak, mau tanya toilet dimana yah?"
"di pasar sana mba" jawabnya membuat saya lemesssss
"katanya di sekitar sini ada toilet ya pak"  berusaha memastikan ada toilet lain selain di pasar.
"ada sih mba, di situ, tapi bukan untuk umum, dan kayanya dikunci deh mba" saya pun kecewa
"apa bapak punya kuncinya?" ngotot dan terlihat memaksa sekali yah saya hahah
"ga mba" menjawab sekenanya.

yasudah lah saat itu saya berusaha mencari tempat lain, yang jelas bukan di pasar. tidak lama berselang Shinta teman saya memanggil saya kembali. "Gi pintunya gak di kunci tuh, ada anak kecil keluar dari sana!!" dengan segera langsung saya minta ijin untuk masuk ke toilet yang sebenarnya juga jauh dari toilet yang saya ekspektasikan sebelumnya. yaiyalah


setelah urusan pertoiletan saya selesai saya langsung keluar tanpa jelalatan kemana mana, saya ga kuat lama2 di toilet deh. sesampainya di luar, anak tadi masih sabar menunggu.


"dik temen mba masih di dalam, tunggu sebentar ya dik" rayuku

"iya" mengangguk dengan suara pelan sambil memainkan gembok dan kunci
ternyata teman saya lama juga di toilet, dari pada diem2an sama si adik kecil ini, mulailah saya membangun obrolan basa basi dengan si adik yang ternyata namanya Bara (nama lengkapnya bagus deh, tapi saya lupa hehe). terbangunlah obrolan standar orang(sok)dewasa dengan anak kecil. dari ngobrolin nama, sekolah dimana, angggota keluarga, tebak-tebakan soal perkalian, ngobrolin komik Naruto komik Konan, Sinichi dengan Kogoro Maori, dan sampai gak jelas ngomongin apa. pokoknya saya berusaha memancing si adik supaya tidak diam aja. karena si adik ini terlihat sangat cool sekali.

sampai akhirnya saya..... 

"dik, aku foto yah" beneran, saya bukan sindikat perdagangan anak usia dini :(

kiri - kanan
1. "dik, aku foto yah" dan akhirnya dia tersenyum malu-malu
2. "eh sni deh, foto di depan pintu itu" dan dia masih kaku malu-malu
3. "ih senyum doong, yang lucu" Anggi suka merayu -,- eh tapi liat deh dia berekspresi loh hahaha

sekiranya kurang lebih 5 menit berlalu, akhirnya Shinta selesai dengan urusan pertoiletan. dan Bara kembali menutup pagar. Alhamdulillah, sampai ketemu lagi Bara. semoga menjadi kakak yang baik untuk adik-adik ya dan juga kebanggaan orang tua. 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...