Sunday, October 30, 2011

SEMARANG : BAPAK HERU FENAS

asalam,
Semua ini bermula saat saya berkenalan dengan seorang warga yang tinggal di daerah Pecinan Semarang, bernama Bapak Heru Fenas yang keturunan Cina Mongolia.

saat tengah mengambil foto untuk fasad di Gg.Besen kawasan Pecinan Semarang tiba-tiba saya di sapa oleh seorang warga cina. "lagi foto untuk heritage ya" sapa pria separuh baya dengan penampilan sangat necis itu semangat. sesaat kegiatan foto memfoto saya pun terhenti dan berganti menjadi obrolan yang sangat panjang dengan bapak Heru Fenas. tidak bisa saya ceritakan apa saja yang saya bicarakan dengan bapak Heru. karena jika saya ceritakan mungkin bisa jadi sebuah cerita monolog yang sangat panjang. karena suatu hal yang sangat mendesak sedangkan masih banyak hal yang sebenarnya ingin beliau sampaikan, maka beliau berjanji untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai kawasan pecinan dan kebudayaan Tionghoa keesokan harinya di rumahnya.

"..kalau dia makan nasi, sedangkan saya makan nasi juga, kenapa dia bisa sedangkan saya tidak bisa? pokonya saya harus bisa!.."
 pesan yang saya tidak lupa dari percakapan dengan bapak Heru adalah "tidak ada yang tidak bisa, kecuali malas"

di akhir percakapan dengan sangat ramah dia pun memberikan makanan that he said "there is no pork in it". dan saya lupa apa nama makanan itu. kalau tidak salah sih pak heru menyebutnya pastel, tapi menurut saya pastel bukan begitu bentuknya. hhhi

pastel ala Pak Heru Fenas


keesokan harinya, kami pun berkunjung ke rumah beliau seperti yang telah dijanjikan kemarin. hal yang di bicarakan pun masih lah sama dengan apa yang diceritakan kemarin. dan dengan keramahan dan kepedulian beliau, kami pun diperkenalkan oleh kawan beliau yang mengerti sekali tentang kebudayaan Tionghoa bernama Bapak Sunarto yang akan kami temui keesokan harinya. hal yang menarik disini adalah rumah pak Heru yang sangat nyaman yang berada pada lantai dua sedangkan lantai satu merupakan tempat usaha memiliki seperangkat alat karoke lengkap dengan saund sistem dan peralatan dapur yang sangat lengkap.


write a menu seriously 

ternyata dibalik itu semua adalah semata-mata hobi beliau yang menggemari bernyanyi dan memasak. belau juga menhidangkan bakso ikan dan tentu saja tanpa pork. dipenghujung waktu kami, beliaupun tak ragu untuk membagikan resep sederhana andalanya. yakni resep membuat bakmi. dan beliau berharap suatu hari nanti kami bisa membuatnya dan beliau juga berpesan kepada kami agar kelak kami tidak bekerja pada orang melainkan mampu membuka lapangan kerja sendiri. aamin :)

SEMARANG : KOTA LAMA

Gereja Blenduk

Gedung Jiwas Raya


Hereen - Straat / Jl. Letjen Suparapto

i wish i could captured more photos in Kota Lama, Semarang. :( 

SEMARANG : SNAP SHOOT

asalam,
finally home! am just get back from Semarang to Malang. and seriously feel so damn tired. 
you all know that am in Semarang was not for having fun with friends and spending much money for bought any stuffs. BUT am a surveyor for two studios. ya ya i do not want to explain what does studios mean now, but someday i will. I promise (cross finger). 
hmm honestly I was having fun and spending much money but....  IT WAS FOR THIS STUDIOS just it. ok lets forget it in a minute because i want to show you all about.. pictures that i just found in my memory card. 

TADAAA!!

randomly boxes

they are all my friends. Farah, Elen, Lusi, and Ajeng (from left to right - top picture). they are pretty aren't they?

this is me this is meeh! tanned! :|
(hey  CAR you were so annoying)




SEMARANG : MBAH MEK

Asalam,
merupakan hal yang menarik bagi saya utuk mempelajari banyak bahasa yang di pakai di seluruh dunia, walaupun hanya beberapa bahasa yang saya ketahui tidak membuat saya patah arang untuk mengetahui dan mempelajari bahasa bahasa tersebut secara otodidak, seperti kesempatan yang saya dapatkan saat saya menunggu kawan yang sedang melakukan survey untuk mengamati perilaku aktifitas masyarakat sekitar kawasan pecinan Semarang. 

pada awalnya saya dan teman saya yang bernama Fiane Rizki hanya ingin mencari tempat istirahat sehabis melakukan survey, karena wilayah studi kami yang sangat padat dan merupakan kawasan perdagangan, maka saya dan Fiane memutuskan untuk memilik Klenteng sebagai tempat beristirahat.

beberapa menit kami berada di Klenteng Hoo Hok Bio kami dihampiri oleh pria paruh baya dengan panggilan Mbah Mek. beliau sangatlah ramah dan senang sekali bercerita dan berbagi pengalaman sampai pada akhirnya beliau mengajarkan sedikit mengenai bahasa mandarin beserta ejaan dan tulisanya dalam selembar kertas. moment tersebut merupakan moment yang sangat menarik karena mengingat usia beliau yang telah senja namun ingatan terhadap bahasa yang sangat rumit tersebut masih sangat fasih dan mampu membaginya dengan kami.

setelah kurang lebih satu jam bersama Mbah Mek, kami pun pamit pulang dan berfoto bersama beliau. berikut beberapa foto yang kami abadikan bersama Mbah Mek. oia beliau juga meminta untuk mengirimkan hasil foto ke alamat beliau sebagai kenang-kenangan. semoga kita bisa berjumpa lagi ya Mbah mek dan semoga Allah memberikan kesehatan untuk anda :)





Me, mbah Mek, and Fiane

wasalam. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...